Wali songo adalah sejumlah wali yang memiliki kontribusi besar penyebaran Islam di Indonesia khususnya di pulau Jawa. Mereka adalah Maulana Malik Ibrahim, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Kudus, Sunan Drajat, Sunan Muria, Sunan Kalijaga, serta Sunan Gunung Jati. Semasa hidupnya mereka tidak hidup secara bersamaan namun mereka mememiliki hubungan erat anatara guru dan murid.
Era walisongo merupakan era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara di gantikan dengan kebudayaan Islam. Tentu banyak tokoh lain yang ikut serta berperan, namun peranan mereka sangat besar dalam mendirikan kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat.
Berikut beberapa nama wali songo dan peranannya dalam menyebarluaskan agama Islam di Indonesia, khususnya di pulau Jawa :
SUNAN DERAJAT – WALISONGO
Sunan Derajat mempunyai nama kecil syarifuddin atau Raden Qasim yang juga merupakan putra bungsu sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila, dan beliau juga merupakan saudara dari sunan Bonang. Sunan Derajat di kenal dengan kecerdasannya, beliau menyebar luaskan ajaran agama Islam di Desa Paciran Lamongan.
Dakwah yang di lakukan oleh Sunan Derajat pada mulanya di lakukan atas perintah ayahnya, yaitu berdakwah di pesisir pantai Gresik, hingga akhirnya beliau menetap di Lamongan. Untuk menempati tempat tersebut Raden Qasim di antar sunan Bonang dengan tujuan meminta izin sultan Demak untuk menempati wilayah tersebut.
Sultan Demak tidak hanya mengizinkannya untuk tinggal namun memberikan tanahnya pada tahun 1486 H. Sunan Derajat di kenal sebagai penyebar agama Islam yang memiliki jiwa sosial tinggi dan sangat memperhatikan nasib kaum fakir miskin, selain itu beliau mengutamakan pada kesejahteraan sosial masyarakat.
Setelah memberikan perhatian penuh, barulah kemudian beliau memberikan pemahaman ajaran agama Islam yang berkaitan tentang adanya empati dan etos kerja yang berupa kedermawanan, pengentasan kemiskinan, usaha menciptakan kemakmuran, solidaritas serta gotong royong. Cara dakwah yang beliau lakukan banyak menggunakan ajaran luhur dan tradisional lokal.