Explore Our Collection

Browse through our gallery of expertly-crafted themes to find the perfect one for your needs.

BIOGRAFI SINGKAT AHMAD YANI – PAHLAWAN NASIONAL

 Ahmad Yani 

BIOGRAFI SINGKAT Ahmad Yani 

Ahmad Yani lahir pada tanggal 19 Juni 1922 di Jenar, Purworejo, Jawa tengah. Semua anggota keluarganya bekerja di pabrik gula milik orang Belanda. Pada tahun 1927, Ahmad Yani bersama keluarganya pindah ke Batavia, dimana ayahnya bekerja untuk General Belanda. Pada tahun 1940, Ahmad Yani menjalani wajib militer dengan tentara Hindia-Belanda dan meninggalkan sekolah tingginya.

Kemudian Ahmada yani belajar topografi di kota Malang, Jawa Timur. Pada tahun 1942, proses belajar mengajarnya terganggu karena datangnya pasukan dari Jepang. Pada waktu yang bersamaan, Ahad Yani dan kelurganya pindah ke Jawa Tengah.

Pada tahun 1943, Beliau bergabung dengan dengan tentara militer yang di sponsori Jepang Peta (Pembela Tanah Air) dan melanjutkan latihannya di Magelang. Setelah selesai pelatihan ini, Ahmad Yani minta untuk di lantik sebagai sebagai komandan peleton Peta dan kemudian dipindahkan ke Bogor, Jawa Barat. Setelah bertugas disana, kemudian kembali ke Magelang sebagai Instruktur.

BIOGRAFI SINGKAT AS’AD SYAMSUL – PAHLAWAN NASIONAL

K.H.R As’ad Syamsul Arifin 

BIOGRAFI SINGKAT K.H.R As’ad Syamsul Arifin 

K.H.R As’ad Syamsul Arifin lahir pada tahun 1897 di kota mekah dan wafat pada tanggal 4 Agustus 1990 di Situbondo jawa Timur tepat di usia 93 tahun. K.H.R As’ad adalah seorang ulama besar sekaligus seorang tokoh Nahdlatul Ulama dan terakhir menjabat sebagai Dewan Penasehat (musytasar) dan beliau menjabat di Nahdlatul Ulama hingga sampai akhir hayatnya. Selain menjabat sebagai tokoh besar di Nahdlatul Ulama, beliau juga pengasuh sebuah pondok pesantren Salafiyah Syafi’iyah di Desa Sukorejo, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.

K.H.R As’ad juga sebagai penyampai pesan (Isyarah) berupa tongkat yang disertai dengan Ayat Al-Qur’an dan Kholil Al-Bangkalani untuk Hasyim Asy’ari dan saat itu menjadi cikal bakal berdirinya Nahdlatul Ulama.

Biografi Singkat CUT NYAK DHIEN

CUT NYAK DHIEN
CUT NYAK DHIEN

Biografi CUT NYAK DHIEN – Wanita Pahlawan Nasional Indonesia

Cut Nyak Dhien Seorang wanita yang dengan keberaniannya menantang para penjajah Belanda di masanya. Menjadi Pahlawan Nasional sangat pantas jika disematkan pada nama beliau. Berikut ini adalah biografi Cut Nyak Dhien.

Biografi Cut Nyak Dhien

Cut Nyak Dhien Lahir di Lampadang kala itu termasuk dalam wilayah Kerajaan Aceh pada tahun 1848. Cut Nyak Dhien dilahirkan ditengah – tengah keluarga bangsawan yang mempunyai pondasi agama yang kuat. Ayahnya bernama Teuku Nanta Seutia dimana beliau adalah seorang uleebalang VI Mukim (Golongan bangsawan dalam masyarakat Aceh yang memimpin sebuah Kabupaten), selai itu sang ayah juga merupakan keturunan dari Datuk Makhudum Sati merupakan perantau dari Minangkabau. Sedangakn sang ibu merupakan putri dari Uleebalang Lampagar.

Kehidupan Awal Cut Nyak Dhien

Semasa kecilnya Cut Nyak Dhien sangat cantik, selain itu dia juga belajar banyak tentang ilmu agama dari sang guru dan kedua orang tuanya. Selain itu Beliau juga belajar memasak dan kegiatan – kegiatan seorang wanita oleh orang tuanya. Sempat banyak laki – laki menyukainya. Sampai pada usia 12 tahun tepatnya pada tahun 1862 beliau dinikahkan oleh kedua orang tuanya dengan Teuku Cek Ibrahim Lamnga putra dari Uleebalang Lamnga XII. Pernikahan tersebut membuahkan hasil dengan dikarunai seorang putra.

Tepat pada tanggal 26 Maret 1873 Belanda mendeklarasikan perang melawan Aceh, tidak tanggung – tanggung Belanda melepaskan tembakan meriam di wilayah Aceh, dan perlu diketahui gencatan senjata tersebut di pimpin oleh Citadel van Antwerpen. Sampai akhirnya perang Aceh dimulai. Pada perang pertama (1873 – 1874) saat itu Aceh dibawah kepemimpinan Panglima Polim dan Sultan Machmud Syah perang melawan Belanda dimana dibawah kepemimpinan Johan Harmen Rudolf Kohler, tidak tanggung – tanggung sang kapten menurunkan anak buahnya sebanyak 3.198 orang. Tepat pada tanggal 8 April 1873 Belanda dibawah pimpinan Kohler mendarat di Pantai Ceureumen dan langsung bisa menguasai Masjid Raya Baiturrahman bahakan dengan kejamnya mereka membakar masjid tersebut. Dengan kuasa sang Pencipta dan pastinya kesungguhan rakyat Aceh untuk melawan para penjajah Belanda maka pada April 1873 sang pemimpin perang Kohler meninggal dunia pada perang Aceh pertama, dan yang menjadi penggerak di garis terdepan ada suami Cut Nyak Dhien yaitu Ibrahim Lamnga.

Pihak Belanda tidak begitu saja menyerah dan akhirnya mereka mulai menurunkan pasukan dibawah pimpinan Jendral Jan Van Swieten pada tahun (1874 – 1880). Sampai pada tahun 1873 daerah VI Mukim bisa diduduki Belanda, sehingga keluaraga dan bayi Cut Nyak Dhien memilih mengungsi bersama rombongan warga pada tanggal 24 Desember 1875, sedangkan sang suami memilih untuk terjun di medan perang, tetapi keberuntungan tidak berpihak kepada Cut Nyak Dhien. Sang suami meninggal di Gle Tarum dalam pertempuran itu. Beliau sanga marah dan ingin menghancurkan Belanda.

BIOGRAFI SINGKAT IDHAM CHALID

IDHAM CHALID

IDHAM CHALID – PAHLAWAN NASIONAL

Dr. KH. Idham Khalid adalah pahlawan nasionala Indonesia yang lahir pada tanggal 27 Agustus 1921 di Satui, Kalimantan Selatan. Belaiu wafat pada tanggal 11 Juli 2010 tepat di usia 88 tahun. Idham Khalid merupakan salah satu pahlawan yang sangat berpengaruh pada saat masanya.

Idham khalid merupakan tokoh paling muda pada saat memimpin ormas dan belia salah satu orang yang menjabat paling lama. Idham Khalid selain terkenal sebagai tokoh besar pada zaman orde baru maupun orde lama. Ormas tersebut berdiri pada tahun 1926. Dalam ormas tersebut diberi logo bola dua dan bintang Sembilan. Idham melewati karirnya dengan sangat cemerlang hingga pada puncak impiannya.

BIOGRAFI SINGKAT JOHN LIE

JOHN LIE
JOHN LIE

JOHN LIE – PAHLAWAN NASIONAL

John Lie lahir di Menado pada tanggal 9 Maret 1911dari keluaga Tionghoa. Pada awalnya John merupan seorang mualim dari di pelayaran niaga milik pemerintahan Belanda, Koninklijke Pakertvaart Maatchappij atau sering disingkat KPM yang kemudian bergabung dengan ALRI. Pada saat itu John sedang bertugas di Cilacap.

John berhasil membersihkan ranjau yang ditanam oleh Jepang, pada masa itu untuk menghalau pasukan sekutu. Atas jasanya John dinaikkan pangkatnya menjadi Mayor. Dengan menggunakan kapal motornya, John dengan beraninya menembus blockade laut yang di sekitar perairan Selat Malaka yang dilakukan oleh Angkatan Laut Belanda.

John melakukan paling sedikit 15 kali berhasil menembus blokade Belanda. Pada tahun 1947-1949 John berhasil memasok senjata, amunisi, dan obat- obatan dalam jumlah besar kepada para pejuang yang ada di Sumatra.

BIOGRAFI SINGKAT K.H AHMAD DAHLAN

K.H AHMAD DAHLAN

K.H AHMAD DAHLAN – PAHLAWAN NASIONAL

Muhammad Darwis atau Ahmad Dahlan adalah salah satu pahlawan nasional Indonesia. Beliau lahir pada tanggal 1 Agustus 1868 di kota Yogyakarta. Beliau merupakan putera ke empat dari tujuh bersaudari dari keluarga K.H Abu Bakar.

K.H Abu bakar adalah seorang ulama besar dan khatib tersohor di Masjid Besar Kesultanan Yogyakarta. Pada saat usianya masih 15 tahun, beliau pergi haji dan tinggal di mekah selama 5 tahun. Pada periode itu Ahmad Dahlan mulai berinteraksi dengan pemikiran islam.

Pada tanggal 18 November 1912 beliau mendirikan sebuah organisasi Muhammadiyah di Kauman, Yogyakarta. Beliau ingin mengadakan pembaharuan dalam berfikir dan beramal sesuai dengan tuntunan agama islam. Beliau ingin mengajak umat islam kembali hidup sesuai dengan ajaran islam menurut tuntunan al- Qur’an dan al- Hadist.

Sejak awal mendirikan organisasi Muhammadiyah. Beliau sudah menetapkan bahwa Muhammadiyah bukan organisasi politik tetapi organisai ini bersifat sosial dan bergerak dalam bidang pendidikan. K.H Ahmad Dahlan wafat pada tanggal 23 Februari 1923 pada usia 54 tahun.

BIOGRAFI SINGKAT KI HAJAR DEWANTARAT

KI HAJAR DEWANTARA 

KI HAJAR DEWANTARA – PAHLAWAN NASIONAL

Raden Mas Soewardi Soerjaningrat sejak tahun 1922 namanya diganti menadi Ki Hajar Dewantara. Beliau adalah pahlawan nasional Indonesia yang merupakan seorang aktivis pergerkan kemerdekaan Indonesia, politisi, kolumnis dan juga seorang pelopor dalam bidang pendidikan kaum pribumi pada masa penjajahan belanda.

Beliau adalah pendiri Perguruan Tinggi Taman Siswa di Yogyakarta. Suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan pada masyarakat pribumi untuk mendapatkan hak pendidikan seperti halnya seorang priyayi ataupun orang- orang Belanda.

Ki Hajar Dewantara lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889 dan meninggal pada tanggal 26 April 1959 di Yogyakarta, tepatnya pada usia 69 tahun. Setelah meninggal, Beliau dinobatkan sebagai pahlawan nasional ke 2 setelah Presiden RI Ir. Soekarno.

BIOGRAFI SINGKAT LAFRAN PANE

LAFRAN PANE

LAFRAN PANE – PAHLAWAN NASIONAL

Lafran Pane lahir pada tanggal 5 Februari 1922 di Padang Sidempuan. Tetapi menurut berbagai tulisan sebelumnya, beliau lahir pada tanggal 12 April 1923 di kampung Pangurabaan, Kecamatan Sipirok yang terletak di kaki gunung Sibualbuali ibu kota Tapanuli Selatan.

Lafran Pane memulai pendidikannya di Pesantren Muhammdiyah Sipirok yang dilanjutkan oleh Pesantern K.H Ahmad Dahlan di kampung Setia dekat dengan Desa Parsominan Sipirok. Beliau merupakan salah satu pendiri Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang didirikan pada tanggal 5 Februari 1957.

Lafran Pane sangat berperan penting terhada Himpunan Mahasiswa Islam sehingga pada konggres XI HMI pada tahun 1974 di Bogor ditetapkan bahwa Lafran Pane sebagai pemarkasanya berdirinya HMI. Lafran Pane wafata pada tanggal 24 Januari 1991.

BIOGRAFI SINGKAT LAKSAMANA MALA

LAKSAMANA MALA
LAKSAMANA MALA

LAKSAMANA MALA – PAHLAWAN NASIONAL

Laksamana Malahayati adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang berasal dari Kesultanan Aceh. Dalam berbagai catatan, bahwa beliau adalah seorang laksamana laut wanita yang pertama kali di dunia. Beliau adalah panglima perang dari Aceh yang tersohor karena keberaniannya melawan armada Angkatan laut Belanda dan Portugis pada abad ke-16 M.

Laksamana Malahayati tidak hanya cakap dalam medan perang, tetapi juga dalam melakukan perundingan damai untuk mewakili Sultan Aceh dengan pihak Belanda. Belia juga salah satu orang yang menerima Lancaster, duta utusan Ratu Elizabeth1 di Inggris.

Laksamana Malahayati lahir di Aceh pada tahun 1550 dan wafat pada tahun 1615. Beliau dimakamkan di Desa Lamreh, Kecamatan Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar.

BIOGRAFI SINGKAT MOHAMMADA HATTA

 MOHAMMADA HATTA
 MOHAMMADA HATTA 

MOHAMMADA HATTA – PAHLAWAN NASIONAL

Mohammad Hatta merupakan salah satu pahlawan nasional Indonesia yang juga sering di sebut dengan panggilan Bung Hatta. Beliau adalah seorang wakil presiden Ir. Soekarno, presiden yang pertama kali di Indonesia. Beliau lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 di Kota Bukittinggi, Sumatra Barat. Bersama dengan Ir. Soekarno

Bung Hatta merupakan seorang pejuang, beliau mendapat gelar sebagai pahlawan proklamator., negarawan, ekonom dan juga menjabat sebagai wakil presiden. Beliau bersama dengan Soekarno berperan penting dalam kemerdekaan republic Indonesia dari penjajahan Hindia Belanda dan kemudian memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

Pada saat menjabat sebagai wakil presiden, beliau menulis buku tentang kopreasi. Sehingga karena perannya tersebut, beliau mendapat julukan sebagai “Bapak Koprasi”.

BIOGRAFI SINGKAT PANGERAN ANTASARI

PANGERAN ANTASARI

PANGERAN ANTASARI – PAHLAWAN NASIONAL

Pangeran Antasari adalah pahlawan nasional Indoonesia yang berjuang untuk melawan Belanda pada masa penjanjahan khususnya di daerah Banjar, Kalimantan Selatan. Pangeran Antasari lahir pada than 1797 di Banjar. Pada masa muda, Pangeran Antasari bernama Gusti Inu Kartapati.

Pada tanggal 14 Maret 1862, Pangeran Antasari diangkat sebagai Sultan banjardan menyandang gelar Panembahan Amirudin Mukminin yaitu sebagai pemimpin pemerintah, pemuka agama tinggi dan panglima perang. Pada tanggal 27 Maret 1968, beliau dianugrahi gelar sebagai Pahlawan Nasional dan Kemerdekaan oleh Pererintah Republik Indonesia.

Pngeran Antasari Meninggal dunia pada tanggal 11 Oktober 1862di Tanah Kampung Bayan Begok, Sampirang.

BIOGRAFI SINGKAT PANGERAN DIPONEGORO

PANGERAN DIPONEGORO
PANGERAN DIPONEGORO 

PANGERAN DIPONEGORO – PAHLAWAN NASIONAL

Pangeran Diponegoro adalah salah satu pahlawan nasional yang sangat berjasa untuk bangsa ini. Beliau merupakan salah satu kerturunan dari keratin Yogyakarta. Bersama dengan rakyat Indonesia melawan pemerintahan Belanda pada tahun 1825 – 1830.

Pangeran Diponegoro lahir pada tanggal 25 November 1785 di kota Yogyakarta dan wafat pada tanggal 8 Januari 1855 di Mkasar. Beliau adalah putra pertama dari sultan Hamengkubuwana III, yang pada saait itu menjabat sebagai Raja Kesultanan yang ke tiga. Nama Pangeran Diponegoro digunakan sebagai nama jalan di beberapa kota besar di Indonesia.

Bahkan tidak hanya sebagai nama jalan, tetapi sebagai nama- nama tempat lain seperti Universitas Diponegoro dan Stadion Diponegoro. Pada tanggal 6 November 1973, beliau mendapat gelar sebagai Pahlawan Nasional.

BIOGRAFI SINGKAT PATTIMURA

PATTIMURA

PATTIMURA – PAHLAWAN NASIONAL

Pattimura atau sering disebut dengan panggilan Kapitan Pattimura memiliki nama asli yaitu Thomas Matulessy. Kapittan Pattimura lahir pada tanggal 8 Juni 1783 di Maluku. Beliau dikenala sebagai pemimpin pasukan pada saat terjadi peperangan besar, salah satunya perang pada tahun 1817. Panggeran Pattimura juga dapat menyatukan semangat rakyat dari Kerajaan Ternate hingga Tidore. Perang yang sangat ganas dan terkenal adala perang Pattimura.

Pangeran Pattimura adalah seorang yang berjuang untuk Maluku pada saat melawan VOC Belanda. Sebelumnya, beliau adalah seorang mantan sersan di militer Inggris. Sebagai seorang panglima perang, beliau beliau yang mengatur strategi perang bersama para pembantunya. Beliau dinobatkan sebagai Kapitten Pttimura pada tanggal 16 Mei 1817.

BIOGRAFI SINGKAT TAN MALAKA

TAN MALAKA

TAN MALAKA – PAHLAWAN NASIONAL

Tan Malaka merupakan seorang aktivis kemerdekaan bangsa Indonesia, pemimpin Partai Komunis Indonesia, pendiri Partai Murba dan merupakan seoarang Pahlawan Nasional Indonesia. Tan Malaka lahir pada tanggal 2 Juni 1897 di Nagari Pandam Gadang, Siliki Sumatra Barat. Beliau dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional pada tanggal 28 Maret 1963.

Tan Malaka memiliki nama lengkap yaitu Ibrahim Gelar Datuk Sutan Malaka, nama Ibrahim merupakan nama aslinya, sedangkan nama Tan Malaka adalah nama semi bangsawan yang di dapat dari garis ibunya. Untuk tanggal kelahirannya Tan Malaka tidak dapat dipastikan, tetapi tempat kelahirannya saat ini dikenal sebagai Ngari Pandan Gadang, Suliki, Lima Puluh Kota, Sumatra Barat.

sumber : thegorbalsla.com

BIOGRAFI SINGKAT SULTAN HASSANUDIN

SULTAN HASSANUDIN

SULTAN HASSANUDIN – PAHLAWAN NASIONAL

Sultan Hassanudin adalah seorang pahlawan nasional yang berasal dari Makasar, Sulawesi Selatan. Belaiu dikenal sebagai penguasa kerajaan islam Gowa hingga mencapai masa kejayaannya dan merupakan salah satu kerajaan terbesar di bagian timur pada Abad ke-16.

Sultan Hassanudin lahir pada tanggal 12 Januari 1631 di Makasar, Sulawesi Selatan dan meninggal pada tanggal 12 Juni 1670 di Makasar, Sulawesi Selatan pada usia 39 tahun. Sejak dari Pemerintahan Alaudin hingga Pemerintahan Sultan Hassanudin, kerajaan Gowa memiliki pendirian yang sama yaitu menolak keras monopoli perdagangan yang dilakukan VOC Beanda. Pada saat Kerajaan Gowa merupakan salah satu kerajaan terbesar di wilayah bagian timur Indonesia yang mana jalur perdagangan sanagt dikuasai.

BIOGRAFI SINGKAT SULTAN MAHMUD BAHARUDDIN

MAHMUD BAHARUDDIN
MAHMUD BAHARUDDIN 

SULTAN MAHMUD BAHARUDDIN – PAHLAWAN NASIONAL

Sultan Mahmud Baharudin adalah seorang pemimpin kesultanan di Palembang-Darussalam dalam dua periode mulai dari tahun 1803- 1821). Sebelum dipimpin oleh sultan Mahmud Baharudin, Pemerintahannya dipimpin oleh ayahnya, Sultan Muhammad Bahaudin pada tahun 1776- 1803. Sebelum menjabat sebagai sultan, nama aslinya adalah Raden Hasan Pangeran Ratu.

Semenjak menjabat sebagai sultan di kerajaan Palembang menggantikan ayahnya, Sultan Mahmud melakukan perlawanan terhadap Belanda dan Inggris. Pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Bharudin, beliau beberapa kali memimpin pertempuran melawan Belanda dan Inggris salah satunya yaitu Perang Menteng.

Pada saat Batavia berhasil diduduki pada tahun 1811, Sultan Mahmud Baharudin tepat tanggal 14 Mei 1811 berhasil membebaskan kota Palembang dari cengkraman Belanda. Semenjak timah ditemukan di kota Bangka, Palembang dan wilayah sekitarnya menjadi incaran Belanda dan Britania pada abad ke-18.

Pada tanggal 13 Juli 1821, Sultan Baharudin bersama keluarganya menaiki sebuah kapal Dageerad dengan tujuan ke Batavia. Dari Bativia beliau bersama keluarganya oleh Belanda diasingkan ke Ternate hingga sampai akhir hayatnya pada tanggal 26 September 1852.

BIOGRAFI SINGKAT CUT MUTIA – PAHLAWAN NASIONAL

CUT MUTIA

CUT MUTIA – PAHLAWAN NASIONAL

Cut Mutia lahir pada tahun 1970 di Keureutoe, Pirak, Aceh Utara dan wafat pada tanggal 24 Oktober 1910. Cut Mutia adalah seorang tokoh pahlawan nasional Indonesia dari Aceh. Pada awalnya Cut Mutia merupakan pahlawan dalam perlawanan Belanda bersama suaminya yaitu Teuku Muhammad atau Teuku Tjik Tunong.

Setelah Cut Mutia di tinggal oleh Teuku Muhammad, kemudian beliau menikah lagi dengan Pang Nangroe sesuai wasiat dari suaminya sebelum wafat. Mereka bergabung dibawah pimpinan Teuku Muda Gantoe. Tetapi pada suatu pertempuran di Paya Cicem, Cut Muti dan para wanita lainnya melarikan diri dan lari ke hutan. Sedangkan Pang Nagroe tetap melakukan perlawanan yang akhirnya tewas pada tanggal 26 September tahun 1910.

Karena atas jasa- jasanya, Pemerintah Republik Indonesia mengabadikan fotonya dalam mata uang kertas Rp.1000 an.

Biografi KH Hasyim Asy’ari Pendiri Nahdatul Ulama (NU)

KH Hasyim Asy’ari
KH Hasyim Asy’ari 

Biografi KH Hasyim Asy’ari Pendiri Nahdatul Ulama (NU)

KH Hasyim Asy’ari dilahirkan pada tanggal 10 April 1875 atau menurut penanggalan arab pada tanggal 24 Dzulqaidah 1287H di Desa Gedang, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Beliau wafat pada tanggal 25 Juli 1947 yang kemudian dikebumikan di Tebu Ireng, Jombang.

Tahun 1924, kelompok diskusi Taswirul Afkar ingin mengembangkan sayapnya dengan mendirikan sebuah organisasi yang ruang lingkupnya lebih besar.

Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari yang dimintai persetujuannya, meminta waktu untuk mengerjakan salat istikharah, menohon petunjuk dari Allah.

Dinanti-nanti sekian lama, petunjuk itu belum datang juga. Kyai Hasyim sangat gelisah. Dalam hati kecilnya ingin berjumpa dengan gurunya, KH Kholil bin Abdul Latif, Bangkalan.

Sementara nun jauh di Bangkalan sana, Kyai Khalil telah mengetahui apa yang dialami Kyai Hasyim. Kyai Kholil lalu mengutus salah satu orang santrinya yang bernama As’ad Syamsul Arifin (kelak menjadi pengasuh PP Salafiyah Syafiiyah Situbondo), untuk menyampaikan sebuah tasbih kepada Kyai Hasyim di Tebuireng.

Pemuda As’ad juga dipesani agar setiba di Tebuireng membacakan surat Thaha ayat 23 kepada Kyai Hasyim. Ketika Kyai Hasyim menerima kedatangan As’ad, dan mendengar ayat tersebut, hatinya langsung bergentar. ”Keinginanku untuk membentuk jamiyah agaknya akan tercapai,” ujarnya lirih sambil meneteskan airmata.

Waktu terus berjalan, akan tetapi pendirian organisasi itu belum juga terealisasi. Agaknya Kyai Hasyim masih menunggu kemantapan hati.

Satu tahun kemudian (1925), pemuda As’ad kembali datang menemui Hadratus Syaikh. ”Kyai, saya diutus oleh Kyai Kholil untuk menyampaikan tasbih ini,” ujar pemuda Asad sambil menunjukkan tasbih yang dikalungkan Kyai Kholil di lehernya.

Tangan As’ad belum pernah menyentuh tasbih sersebut, meskipun perjalanan antara Bangkalan menuju Tebuireng sangatlah jauh dan banyak rintangan. Bahkan ia rela tidak mandi selama dalam perjalanan, sebab khawatir tangannya menyentuh tasbih. Ia memiliki prinsip, ”kalung ini yang menaruh adalah Kyai, maka yang boleh melepasnya juga harus Kyai”.

Inilah salah satu sikap ketaatan santri kepada sang guru.

”Kyai Kholil juga meminta untuk mengamalkan wirid Ya Jabbar, Ya Qahhar setiap waktu,” tambah As’ad.

Kehadiran As’ad yang kedua ini membuat hati Kyai Hasyim semakin mantap. Hadratus Syaikh menangkap isyarat bahwa gurunya tidak keberatan jika ia bersama kawan-kawannya mendirikan organisai/jam’iyah. Inilah jawaban yang dinanti-nantinya melalui salat istikharah.

Sayangnya, sebelum keinginan itu terwujud, Kyai Kholil sudah meninggal dunia terlebih dahulu. Pada tanggal 16 Rajab 1344 H/31 Januari 1926M, organisasi tersebut secara resmi didirikan, dengan nama Nahdhatul Ulama’, yang artinya kebangkitan ulama.

Kyai Hasyim dipercaya sebagai Rais Akbar pertama. Kelak, jam’iyah ini menjadi organisasi dengan anggota terbesar di Indonesia, bahkan di Asia.

Sebagaimana diketahui, saat itu (bahkan hingga kini) dalam dunia Islam terdapat pertentangan faham, antara faham pembaharuan yang dilancarkan Muhammad Abduh dari Mesir dengan faham bermadzhab yang menerima praktek tarekat.

Ide reformasi Muhammad Abduh antara lain bertujuan memurnikan kembali ajaran Islam dari pengaruh dan praktek keagamaan yang bukan berasal dari Islam, mereformasi pendidikan Islam di tingkat universitas, dan mengkaji serta merumuskan kembali doktrin Islam untuk disesuaikan dengan kebutuhan kehidupan modern.

Dengan ini Abduh melancarakan ide agar umat Islam terlepas dari pola pemikiran madzhab dan meninggalkan segala bentuk praktek tarekat.

Semangat Abduh juga mempengaruhi masyarakat Indonesia, kebanyakan di kawasan Sumatera yang dibawa oleh para mahasiswa yang belajar di Mekkah.

Sedangkan di Jawa dipelopori oleh KH. Ahmad Dahlan melalui organisasi Muhammadiyah (berdiri tahun 1912). Kyai Hasyim pada prinsipnya menerima ide Muhammad Abduh untuk membangkitkan kembali ajaran Islam, akan tetapi menolak melepaskan diri dari keterikatan madzhab.

Sebab dalam pandangannya, umat Islam sangat sulit memahami maksud Al Quran atau Hadits tanpa mempelajari kitab-kitab para ulama madzhab. Pemikiran yang tegas dari Kyai Hasyim ini memperoleh dukungan para Kyai di seluruh tanah Jawa dan Madura.

Kyai Hasyim yang saat itu menjadi ”kiblat” para Kyai, berhasil menyatukan mereka melalui pendirian Nahdlatul Ulama’ ini. Pada saat pendirian organisasi pergerakan kebangsaan membentuk Majelis Islam ‘Ala Indonesia (MIAI), Kyai Hasyim dengan putranya Kyai Wahid Hasyim, diangkat sebagai pimpinannya (periode tahun 1937-1942). 

Biografi Singkat Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara

Biografi Ki Hajar Dewantara Sang Bapak Pendidikan Indonesia

Tut Wuri Handayani, merupakan selogan yang dijadikan logo pada dunia pendidikan di Indonesia. Selogan itu dikemukaan oleh seorang pria dari Yogyakarta yang sedari mudanya terjun di dunia pendidikan. Latar belakang keluarganya yang merupakan keturunan Bangsawan memudahkannya untuk mendapatkan pendidikan, dia patut dijuluki sebagai bapak pendidikan Indonesia dan beliau adalah Ki Hajar Dewantara. Berikut ini kita akan bahas tentang biografi ki hajar dewantara yang dikenal sebagai bapak pendidikan Indonesia.

Biografi Ki Hajar Dewantara

Berikut ini kita akan membahas lumayan lengkap tentang biografi Ki Hajar Dewantara sang bapak pendidikan Indonesia. Ki Hajar Dewantara terlahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat , beliau sendiri lahir di Kota Yogyakarta, pada tanggal 2 Mei 1889, Hari kelahirannya kemudian diperingati setiap tahun oleh Bangsa Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Beliau sendiri terlahir dari keluarga Bangsawan, ia merupakan anak dari GPH Soerjaningrat, yang merupakan cucu dari Pakualam III.

Latar Belakang Ki Hajar Dewantara

Latar belakang pendidikannya dimulai dari ELS yaitu Sekolah Dasar untuk anak-anak Eropa/Belanda dan juga kaum bangsawan. Selepas dari ELS ia kemudian melanjutkan pendidikannya di STOVIA yaitu sekolah yang dibuat untuk pendidikan dokter pribumi di kota Batavia pada masa kolonial Hindia Belanda, yang kini dikenal sebagai fakultas kedokteran Universitas Indonesia.

Meskipun bersekolah di STOVIA, Ki Hadjar Dewantara tidak sampai tamat sebab ia menderita sakit ketika itu. Ki Hajar Dewantara cenderung lebih tertarik dalam dunia jurnalistik atau tulis-menulis, hal ini dibuktikan dengan bekerja sebagai wartawan dibeberapa surat kabar pada masa itu, antara lain, Sediotomo, Midden Java, De Expres, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara. Gaya penulisan Ki Hadjar Dewantara pun cenderung tajam mencerminkan semangat anti kolonial. 

Biografi Singkat Grand Syaikh al-Azhar Ahmad At-Thayyib



Syaikh al-Azhar Ahmad At-Thayyib
Syaikh al-Azhar Ahmad At-Thayyib

Biografi Singkat Grand Syaikh al-Azhar Ahmad At-Thayyib

Muslimedianews ~ Beliau adalah Imam Agung Syaikh Azhar Ahmad bin Muhammad bin Ahmad bin Thayyib. Lahir pada tanggal 3 Shafar 1365, bertepatan dengan tanggal 6 Januari 1946 di sebuah daerah di provinsi Qina, Mesir sebelah selatan.

Beliau lahir dari sebuah keluarga yang memiliki nasab yang bersambung kepada Imam Hasan bin Ali bin Abi Thalib Karramallahu wajhah. Sejak kecil beliau gemar menghadiri majlis perdamaian antar suku yang diadakan oleh kakeknya Syaikh Ahmad Thayyib dan ayahnya Syaikh Muhammad Thayyib, bahkan beliau pun tetap mengikuti majlis itu ketika telah menjadi Syaikh Azhar saat pulang ke kampung halamannya. 

Masa kecilnya beliau habiskan di kampungnya. Kemudian beliau belajar di madrasah al-Azhar, beliau menghafalkan al-Quran dan mempelajari dasar-dasar ilmu dengan metode al-Azhar. Setelah menyelesaikan sekolah menengah di madrasah al-Azhar, beliau masuk ke Universitas al-Azhar fakultas Ushuluddin jurusan Akidah dan Filsafat hingga lulus pada tahun 1969. beliau pun meneruskan pendidikannya di jurusan yang sama di Universitas al-Azhar hingga mendapatkan gelar Doktor pada tahun 1997.

Jenjang Pendidikan:

Gelar Doktor dalam Akidah dan Filsafat Universitas al-Azhar tahun 1977.
Gelar Master dalam Akidah dan Filsafat Universitas al-Azhar tahun 1971.
 Gelar Sarjana dalam Akidah dan Filsafat Universitas al-Azhar tahun 1969.
Ia pernah pergi ke Perancis selama enam bulan untuk mengadakan penelitian di Universitas Paris dari bulan Desember 1977 hingga 1978.

Karir dalam pendidikan:

Profesor tahun 1988.
Pembantu Profesor tahun 1982.
Dosen tetap tahun 1977.
Dosen pembantu tahun 1971.
Guru praktek tahun 1969.

Karir:

Syaikh al-Azhar (19 Maret 2010 - … )
Rektor Universitas al-Azhar (28 September 2003 – 19 Maret 2010)
Mufti Negara (10 Maret 2002 – 27 September 2003)
Pernah menjadi dekan Fakultas Ushuluddin di Universitas Islam Internasional di Pakistan.
Pernah menjadi wakil dekan Fakultas Dirasat al-Islamiyah wa al-`Arabiyah di kampus al-Azhar putra di Aswan.
Pernah menjadi wakil dekan Fakultas Dirasat al-Islamiyah wa al-`Arabiyah di kampus al-Azhar putra di Qina.

Karir di luar negeri:

Pengajar di Universitas Imam Muhammad bin Sa`ud di Riyadh.
Pengajar di Universitas Qatar.
Pengajar di Universitas Emirat.
Pengajar di Universitas Islam Internasional di Islamabad, Pakistan.

Karya:

Al-Janib al-Naqdi fi Falsafah Abi al-Barakat al-Baghdadi.
Mabahits al-Wujud wa al-Mahiyah min Kitab al-Mawaqif, 1982.
Mafhum al-Harakah bayna al-Falsafah al-Islamiyah wa al-Markisiyah, 1982.
Madkhal li Dirasah al-Manthiq al-Qadim, 1987.
Mabahits al-`Illah wa al-Ma`lul min Kitab al-Mawaqif, 1982.
Penelitian dalam bidang Filsafat Islam bersama para peneliti lain di Universitas Qatar pada tahun 1993.
Komentar terhadab bab ketuhanan dari buku Tahdzib al-Kalam milik Imam Taftazani, 1997.


BIOGRAFI SINGKAT SUNAN AMPEL

SUNAN AMPEL
SUNAN AMPEL 

WALI SONGO DAN PERANANNYA MENYEBARKAN AGAMA ISLAM DI TANAH JAWA

Wali songo adalah sejumlah wali yang memiliki kontribusi besar penyebaran Islam di Indonesia khususnya di pulau Jawa. Mereka adalah Maulana Malik Ibrahim, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Kudus, Sunan Drajat, Sunan Muria, Sunan Kalijaga, serta Sunan Gunung Jati. Semasa hidupnya mereka tidak hidup secara bersamaan namun mereka mememiliki hubungan erat anatara guru dan murid.

Era walisongo merupakan era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara di gantikan dengan kebudayaan Islam. Tentu banyak tokoh lain yang ikut serta berperan, namun peranan mereka sangat besar dalam mendirikan kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat.

Berikut beberapa nama wali songo dan peranannya dalam menyebarluaskan agama Islam di Indonesia, khususnya di pulau Jawa :

SUNAN AMPEL – WALISONGO

Nama asli dari sunan Ampel adalah Raden Rahmat. Pada umumnya sunan Ampel di anggap sebagai wali sesepuh oleh para wali lainnya. Pesantrennya berada di Ampel Denta Surabaya, juga merupakan salah satu penyebaran ajaran agama Islam tertua di Jawa. Beliau menikah dengan Dewi Condrowati yang bergelar Nyai Ageng Manila.

Dewi Condrowati ini merupakan putri dari adipati Tuban yaitu Arya Teja, selain itu beliau juga menikah dengan Dewi Karimah binti Ki Kembang Kuning. Dari pernikahannya dengan Dewi Condrowati berputra-putri Raden Makhdum Ibrahim (Sunan Bonang), Siti Syari’ah, Raden Qasim (Sunan Derajat), Sunan Sedayu, Siti Mutma’innah, dan Siti Hafsah.

Sedangkan pernikahannya dengan Dewi Karimah berputra-putri Dewi Murtasiyah yang juga merupakan istri dari Sunan Giri, Dewi Murtasimah (Dewi Asyiqah) yang juga merupakan istri dari Raden Fatah, Raden Husamuddin (Sunan Lamongan), Raden Zaenal Abidin (Sunan Demak), Pangeran Tumapel dan Raden Faqih (Sunan Ampel 2).

Sunan Ampel datang ke pulau Jawa pada tahun 1443,  untuk menemui bibinya Dwarawati, ia merupakan seorang putri Champa yang menikah dengan raja Majapahit yang bernama Prabu Kertawijaya. Dakwah sunan Ampel yang di kenalkan kepada masyarakatnya di kenal dengan sebutan Moh Limo.

Moh Limo yang di maksud adalah Moh Mabok (tidak mau minum minuman keras), Moh Main (tidak mau judi, togel, taruhan), Moh Madon (tidak mau zina, lesbian, homo), Moh Madat (tidak mau mencuri), Moh Maling (tidak mau mencuri, korupsi, dan lain sebagainya). Dakwah Sunan Ampel ini bertujuan untuk memperbaiki kerusakan akhlaq di tengah masyarakat saat itu.

Pada tahun 1479 M, Sunan Ampel mendirikan masjid Agung Demak, dan yang menjadi penerus untuk melanjutkan dakwahnya di kota Demak adalah Raden Zaenal Abidin yang di kenal sebagai sunan Demak, Raden Zaenal Abidin merupakan putra sunan Ampel dari Dewi Karimah

BIOGRAFI SINGKAT SUNAN BONANG

SUNAN BONANG

WALI SONGO DAN PERANANNYA MENYEBARKAN AGAMA ISLAM DI TANAH JAWA

Wali songo adalah sejumlah wali yang memiliki kontribusi besar penyebaran Islam di Indonesia khususnya di pulau Jawa. Mereka adalah Maulana Malik Ibrahim, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Kudus, Sunan Drajat, Sunan Muria, Sunan Kalijaga, serta Sunan Gunung Jati. Semasa hidupnya mereka tidak hidup secara bersamaan namun mereka mememiliki hubungan erat anatara guru dan murid.

Era walisongo merupakan era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara di gantikan dengan kebudayaan Islam. Tentu banyak tokoh lain yang ikut serta berperan, namun peranan mereka sangat besar dalam mendirikan kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat.

Berikut beberapa nama wali songo dan peranannya dalam menyebarluaskan agama Islam di Indonesia, khususnya di pulau Jawa :

SUNAN BONANG – WALISONGO

Sunan Bonang di lahirkan pada tahun 1465 dengan nama asli yaitu Raden Maulana Makhdum Ibrahim, beliau putra sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila. Bonang merupakan sebuah nama Desa di kabupaten Rembang.  Nama sunan Bonang ada yang menyebutnya dari  Bong Ang yang sesuai dengan marga Bong seperti nama ayahnya Bong Swi Hoo alias Sunan Ampel.

Setelah selesai menimba ilmu, beliau kembali lagi ke Tuban  dan kemudian mendirikan pesantren di tanah kelahiran ibunya tersebut. Saat itu masyarakat Tuban sangat menyukai hiburan, oleh karena itu cara berdakwah sunan Bonang salah satunya adalah dengan membuat alat musik tradisional yaitu gamelan untuk menarik hati masyarakat agar tertarik untuk belajar agama Islam.

Selain menjadikan pesantren di Tuban sebagai basis wilayah dakwah, beliau juga menyebarkan Islam dengan cara berkeliling. Sunan Bonang selain menyebarkan ajaran agama Islam dengan gamelan, beliau juga menggunakan cara dakwah dengan adanya karya sastra yang berupa carangan paweyangan dan suluk serta tembang tamsil.

Sunan Bonang berdakwah dengan menggunakan kesenian alat musik tradisional adalah untuk menarik hati dan simpatik masyarakat. Menurut beliau cara berdakwah dengan alat musik tradisional merupakan cara yang tepat, sehingga beliau juga mempelajari kesenian Jawa salah satunya adalah Bonang (alat musik yang di pukul menimbulkan suara merdu).

Setiap kali sunan Bonang membunyikan alat musik tersebut banyak masyarakat berdatangan untuk mendengar dan menyaksikan, setelah masyarakat tertarik hati dan simpati kemudian beliau menyisipkan ajaran agama Islam kepada masyarakat.

Dengan keahlian seni dan sastranya, sunan Bonang mengajarkan dan menyebar luaskan ajaran Islam dengan lantunan tembang-tembang yang mengandung nilai-nilai ke Islaman, sehingga tanpa terasa penduduk sudah mempelajari ajaran Islam dengan senang hati dan tanpa paksaan. Salah satu tembang dari  sunan Bonang  yang fenomenal adalah tembang “Tombo Ati”.

BIOGRAFI SINGKAT SUNAN DERAJAT

SUNAN DERAJAT
SUNAN DERAJAT

WALI SONGO DAN PERANANNYA MENYEBARKAN AGAMA ISLAM DI TANAH JAWA

Wali songo adalah sejumlah wali yang memiliki kontribusi besar penyebaran Islam di Indonesia khususnya di pulau Jawa. Mereka adalah Maulana Malik Ibrahim, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Kudus, Sunan Drajat, Sunan Muria, Sunan Kalijaga, serta Sunan Gunung Jati. Semasa hidupnya mereka tidak hidup secara bersamaan namun mereka mememiliki hubungan erat anatara guru dan murid.

Era walisongo merupakan era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara di gantikan dengan kebudayaan Islam. Tentu banyak tokoh lain yang ikut serta berperan, namun peranan mereka sangat besar dalam mendirikan kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat.

Berikut beberapa nama wali songo dan peranannya dalam menyebarluaskan agama Islam di Indonesia, khususnya di pulau Jawa :

SUNAN DERAJAT – WALISONGO

Sunan Derajat mempunyai nama kecil syarifuddin atau Raden Qasim yang juga merupakan putra bungsu sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila, dan beliau juga merupakan saudara dari sunan Bonang. Sunan Derajat di kenal dengan kecerdasannya, beliau menyebar luaskan ajaran agama Islam di Desa Paciran Lamongan.

Dakwah yang di lakukan oleh Sunan Derajat pada mulanya di lakukan atas perintah ayahnya, yaitu berdakwah di pesisir pantai Gresik, hingga akhirnya beliau menetap di Lamongan. Untuk menempati tempat tersebut Raden Qasim di antar sunan Bonang dengan tujuan meminta izin sultan Demak untuk menempati wilayah tersebut.

Sultan Demak tidak hanya mengizinkannya untuk tinggal namun memberikan tanahnya pada tahun 1486 H. Sunan Derajat di kenal sebagai penyebar agama Islam yang memiliki jiwa sosial tinggi dan sangat memperhatikan nasib kaum fakir miskin, selain itu beliau mengutamakan pada kesejahteraan sosial masyarakat.

Setelah memberikan perhatian penuh, barulah kemudian beliau memberikan pemahaman ajaran agama Islam yang berkaitan tentang adanya empati dan etos kerja yang berupa kedermawanan, pengentasan kemiskinan, usaha menciptakan kemakmuran, solidaritas serta gotong royong.  Cara dakwah yang beliau lakukan banyak menggunakan ajaran luhur dan tradisional lokal.

Biografi Singkat Profil dan Biografi Raja Salman

Raja Salman

Profil dan Biografi Raja Salman – Raja Arab Saudi Ketujuh

Profile.com – Saat ini Arab Saudi dipimpin oleh seorang raja bernama Salman bin Abdulaziz al-Saud. Nama lengkapnya adalah Salman bin Abdulaziz bin Abdul Rahman bin Faisal bin Turki bin Abdullah bin Mohammed bin Saud.

Beliau merupakan raja Arab Saudi yang ketujuh menggantikan Raja Abdullah yang telah wafat tahun 2015. Raja Salman bin Abdulaziz juga dikenal sebagai penjaga dua kota suci yakni Mekah dan Madinah serta ia juga merupakan pemimpin dari Bani Saud.

Biodata Lengkap Raja Salman

Nama : Salman bin Abdulaziz al-Saud
Jabatan : Raja Arab Saudi, Penjaga Dua Kota Suci
Lahir : Riyadh, Saudi Arabia, 31 Desember 1935
Wangsa : Bani Saud
Orang Tua : Abdulaziz dari Arab Saudi (ayah), Hassa binti Ahmed Al Sudairi (ibu)
Agama : Islam Sunni

Biografi Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud
Raja Salman dilahirkan pada tanggal 31 Desember 1935 di Murabba Palace kota Riyadh. Beliau merupakan anak ke 25 keturunan Bani Saud.

Masa Kecil
Salman Bin Abdul Aziz bersama enam saudara laki-lakinya kemudian dikenal dengan Sudairi Seven. Ayahnya bernama Abdulaziz yang dikenal sebagai Raja Arab Saudi yang pertama. Ibu Raja Salman bernama Hassa binti Ahmed Al Sudairi.

Salman bin Abdulaziz memulai pendidikan pertamanya di Princess School yaitu sebuah sekolah yang dibangun oleh Raja Abdulaziz khusus untuk anak-anaknya. Disana Salman belajar ilmu agama dan juga ilmu pengetahuan modern.

Menjadi Gubernur Provinsi Riyadh
Ketika berumur 19 tahun, Salman bin Abdulaziz kemudian ditunjuk menjadi wakil gubernur di provinsi Riyadh pada tahun 1954 hingga tahun 1955. Kemudian di tahun 1963, beliau dilantik menjadi Gubernur provinsi Riyadh. Jabatan tersebut ia emban hingga tahun 2011.

Selama menjabat sebagai gubernur Riyadh selama 48 tahun, beliau berhasil membangun kota Riyadh dari kota menengah menjadi sebuah kota metropolitan di Arab Saudi.

Ia juga banyak menarik wisatawan berkunjung ke Riyadh serta menarik modal dan investasi asing masuk ke negaranya.

BIOGRAFI SINGKAT SUNAN GIRI

  SUNAN GIRI
  SUNAN GIRI 

WALI SONGO DAN PERANANNYA MENYEBARKAN AGAMA ISLAM DI TANAH JAWA

Wali songo adalah sejumlah wali yang memiliki kontribusi besar penyebaran Islam di Indonesia khususnya di pulau Jawa. Mereka adalah Maulana Malik Ibrahim, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Kudus, Sunan Drajat, Sunan Muria, Sunan Kalijaga, serta Sunan Gunung Jati. Semasa hidupnya mereka tidak hidup secara bersamaan namun mereka mememiliki hubungan erat anatara guru dan murid.

Era walisongo merupakan era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara di gantikan dengan kebudayaan Islam. Tentu banyak tokoh lain yang ikut serta berperan, namun peranan mereka sangat besar dalam mendirikan kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat.

Berikut beberapa nama wali songo dan peranannya dalam menyebarluaskan agama Islam di Indonesia, khususnya di pulau Jawa :

SUNAN GIRI – WALISONGO

Sunan Giri merupakan putra dari Maulana Ishaq dengan Dewi Sekardadu yaitu putri dari Menak Sembuyu penguasa wilayah Balambangan pada masa akhir kerajaan Majaphit. Namun, sayang kelahirannya di anggap sebagai sebuah kutukan oleh ayahnya Dewi Sekardadu, sehingga, ia di paksa oleh ayahnya untuk membuang anaknya dengan menghanyutkannya ke laut.

Setelah Cukup Dewasa, Joko Samudra di bawa ibu angkatnya ke Ampel Denta untuk belajar agama kepada Sunan Ampel. Tak selang beberapa lama mengajarnya sunan Ampel mengetahui Identitas dari Sunan Giri tersebut, dan kemudian Sunan Ampel mengirimkan sunan Giri bersama juga dengan sunan Bonang untuk mendalami agama Islam di wilayah Pasai.

Cara Dakwah yang di lakukan oleh Sunan Giri adalah dengan menciptakan unsur lagu dan permainan dengan memasukkan beberapa unsur-unsur agamis, hal ini beliau lakukan untuk mendekatkan ajaran agama Islam khususnya untuk anak-anak.

Sunan Giri menciptakan tembang dolanan yang di kenal dengan jelungan bukanlah sekadar nyanyian dan tertawa belaka, namun dari semua itu terdapat pelajaran yang luar biasa terkait dengan ketauhidan.

BIOGRAFI SINGKAT SUNAN GRESIK

SUNAN GRESIK

WALI SONGO DAN PERANANNYA MENYEBARKAN AGAMA ISLAM DI TANAH JAWA

Wali songo adalah sejumlah wali yang memiliki kontribusi besar penyebaran Islam di Indonesia khususnya di pulau Jawa. Mereka adalah Maulana Malik Ibrahim, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Kudus, Sunan Drajat, Sunan Muria, Sunan Kalijaga, serta Sunan Gunung Jati. Semasa hidupnya mereka tidak hidup secara bersamaan namun mereka mememiliki hubungan erat anatara guru dan murid.

Era walisongo merupakan era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara di gantikan dengan kebudayaan Islam. Tentu banyak tokoh lain yang ikut serta berperan, namun peranan mereka sangat besar dalam mendirikan kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat.

Berikut beberapa nama wali songo dan peranannya dalam menyebarluaskan agama Islam di Indonesia, khususnya di pulau Jawa :

SUNAN GRESIK – WALISONGO

Maulana Malik Ibrahim di lahirkan di Campa (Kamboja), ayahnya bernama Barakat Zainul Alam yaitu seorang ulama besar di  Maghrib.  Maulan Malik Ibrahim ini di sebut sebagai Sunan Gresik atau Syakh Maghribi atau Makhdum Ibrahim al-Samarqandi, dan orang jawa biasa menyebutnya sebagai Asmaraqandi.

Maulana Malik Ibrahim merupakan orang pertama yang menyebar luaskan agama Islam di tanah Jawa, dan merupakan wali senior di antara para walisongo yang lainnya. Dengan di temani oleh beberapa sahabatnya beliau datang pertama kali di Desa Sembolo yang sekarang adalah Desa Laren kecamatan Manyar, 9 kilometer dari arah utara kota Gresik.

Sebelum masuk ke tanah Jawa, Maulana Malik Ibrahim bermukim di Champa (Dalam legenda disebut sebagai negeri Chermain atau Cermin) selama 13 tahun. Beliau menikahi putri raja yang memberinya dua putra, yaitu Raden Rahmat (Sunan Ampel) dan Rasyid Ali Murtadha (Raden Santri). Setelah dirasa cukup berdakwah di negeri tersebut beliau hijrah di pulau Jawa yaitu di Gresik.

Setelah mendarat di kota Gresik, beliau memilih tempat  di sebuah Desa bernama Laren. Di desa itulah tepatnya pada tahun 801 H/ 1329 M beliau menjalankan misi dakwah ajaran agama Islam. Selain itu, beliau juga membuka toko di Desa Romo (3 km sebelah barat kota Gresik). Dengan memperkenalkan barang-barang bawaanya.

Islamisasi Jawa, aktivitas pertama yang di lakukan oleh Maulan Malik Ibrahim adalah berdagang dengan membuka warung yang menyediakan kebutuhan pokok dengan harga murah. Selain itu secara khusus beliau menawarkan diri sebagai tabib untuk mengobati masyarakat secara gratis. Maulan Malik Ibarahim saat itu juga mengajarkan tentang bercocok tanam.

Beliau merangkul masyarakat bawah yang di sisihkan oleh komunitas Hindu. Pendekatan yang di lakukan adalah dengan pergaulan dan berdagang. Dengan adanya budi bahasa yang ramah senantiasa di perlihatkannya dalam pergaulan sehari-hari, beliau tidak menantang kepercayaan penduduk asli, melainkan hanya memperlihatkan keindahan dan kebaikan agama Islam.

Berkat keramah tamahannya banyak masyarakat yang tertarik untuk masuk dalam agama Islam. Setelah cukup mapan Maulana Malik Ibrahim melakukan kunjungan ke Ibu kota Majapahit di Trowulan, meskipun raja tidak masuk Islam, namun raja menerimanya dengan baik, bahkan memberikan sebidang tanah di pinggiran kota Gresik yang sekarang di sebut sebagai Gapura.

BIOGRAFI SINGKAT SUNAN GUNUNG JATI

SUNAN GUNUNG JATI 

WALI SONGO DAN PERANANNYA MENYEBARKAN AGAMA ISLAM DI TANAH JAWA

Wali songo adalah sejumlah wali yang memiliki kontribusi besar penyebaran Islam di Indonesia khususnya di pulau Jawa. Mereka adalah Maulana Malik Ibrahim, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Kudus, Sunan Drajat, Sunan Muria, Sunan Kalijaga, serta Sunan Gunung Jati. Semasa hidupnya mereka tidak hidup secara bersamaan namun mereka mememiliki hubungan erat anatara guru dan murid.

Era walisongo merupakan era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara di gantikan dengan kebudayaan Islam. Tentu banyak tokoh lain yang ikut serta berperan, namun peranan mereka sangat besar dalam mendirikan kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat.

Berikut beberapa nama wali songo dan peranannya dalam menyebarluaskan agama Islam di Indonesia, khususnya di pulau Jawa :

SUNAN GUNUNG JATI – WALISONGO

Sunan Gunung Jati memiliki nama asli Syarif Hidayatullah. Di usianya yang menginjak 20 tahun sunan Gunung Jati telah di tinggal oleh ayahnya. Setelah di tinggal ayahnya beliau di daulat untuk menjadi Raja Mesir untuk menggantikan ayahnya, namun beliau menolaknya dan memilih untuk menyebarkan ajaran agama Islam ke tanah Jawa bersama ibunya.

Sebelum Sunan Gunung Jati dan ibunya Syaifah Muda’imah datang ke Jawa Barat tahun 1475 Masehi, mereka terlebih dahulu singgah di Gujarat dan Pasai, guna untuk memperdalam ilmu agamanya. Kedatangannya sambut gembira oleh Pangeran Cakrabuana beserta keluarganya.

Dalam menyebarkan Islam, Sunan Gunung Jati tidak sendiri, beliau di bantu oleh para wali lainnya. mereka biasanya bermusyawarah di masjid Demak. Karena pergaulannya dengan para wali dan sultan Demak, menjadikan sunan Gunung Jati mendirikan Kesultanan Pakungwati, yang kemudian ia memprokamirkan dirinya sebagai raja dan mendapat gelar sultan.

Dengan adanya kesultanan, Cirebon tidak lagi mengirimkan upeti kepada pajajaran. Kesultanan pakungwati semakin besar dengan bergabungnya perwira dan prajurit pilihan, terlebih lagi adanya perluasan pelabuhan Muara Jati, yang membuat perdagangan semakin pesat terutama dengan Negara China.

Jalinan Cirebon dan China semakin erat, dalam dakwahnya tersebut beliau mengajarkan ilmu shalat kepada rakyat China, dengan memberitahukan bahwa setiap melakukan gerakan sholat merupakan terapi pijat ringan atau biasa yang disebut dengan akupuntur, ilmu pengobatan tersebut di perolah saat beliau mengembara ilmu di China.

BIOGRAFI SINGKAT SUNAN KALIJAGA

SUNAN KALIJAGA
SUNAN KALIJAGA

WALI SONGO DAN PERANANNYA MENYEBARKAN AGAMA ISLAM DI TANAH JAWA

Wali songo adalah sejumlah wali yang memiliki kontribusi besar penyebaran Islam di Indonesia khususnya di pulau Jawa. Mereka adalah Maulana Malik Ibrahim, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Kudus, Sunan Drajat, Sunan Muria, Sunan Kalijaga, serta Sunan Gunung Jati. Semasa hidupnya mereka tidak hidup secara bersamaan namun mereka mememiliki hubungan erat anatara guru dan murid.

Era walisongo merupakan era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara di gantikan dengan kebudayaan Islam. Tentu banyak tokoh lain yang ikut serta berperan, namun peranan mereka sangat besar dalam mendirikan kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat.

Berikut beberapa nama wali songo dan peranannya dalam menyebarluaskan agama Islam di Indonesia, khususnya di pulau Jawa :

SUNAN KALIJAGA – WALISONGO

Raden Said merupakan seseorang yang peduli dan dekat terhadap rakyat jelata, hal ini dibuktikan ketika beliau membela rakyat jelata di masa sulit. Saat itu pemerintah sangat membutuhkan dana besar untuk mengatasi roda pemerintahan, sehingga rakyat jelata mau tidak mau harus membayar pajak yang tinggi untuk hal tersebut.

Saat itulah, sunan Kalijaga berpikir harus membantu rakyat jelata. Namun, tanpa berpikir panjang Raden Said melakukan perbuatan tidak terpuji demi menolong rakyat jelata. Beliau mencuri hasil bumi yang tersimpan di gudang ayahnya. Hasil bumi tersebut merupakan hasil upeti rakyat jelata yang akan di setorkan kepada pemerintahan pusat.

BIOGRAFI SINGKAT SUNAN KUDUS

SUNAN KUDUS
SUNAN KUDUS 

WALI SONGO DAN PERANANNYA MENYEBARKAN AGAMA ISLAM DI TANAH JAWA

Wali songo adalah sejumlah wali yang memiliki kontribusi besar penyebaran Islam di Indonesia khususnya di pulau Jawa. Mereka adalah Maulana Malik Ibrahim, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Kudus, Sunan Drajat, Sunan Muria, Sunan Kalijaga, serta Sunan Gunung Jati. Semasa hidupnya mereka tidak hidup secara bersamaan namun mereka mememiliki hubungan erat anatara guru dan murid.

Era walisongo merupakan era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara di gantikan dengan kebudayaan Islam. Tentu banyak tokoh lain yang ikut serta berperan, namun peranan mereka sangat besar dalam mendirikan kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat.

Berikut beberapa nama wali songo dan peranannya dalam menyebarluaskan agama Islam di Indonesia, khususnya di pulau Jawa :

SUNAN KUDUS – WALISONGO

Sunan Kudus sejatinya bukanlah merupakan penduduk asli Kudus, beliau berasal dan lahir dari Quds negeri palestina, yang kemudian bersama kakek dan ayahnya untuk hijrah ke tanah Jawa. Dalam cerita lain sunan Kudus merupakan pendatang dari daerah Jipang Panolan yang merupakan daerah di sebelah utara Blora.

Sunan Kudus juga merupakan senopati hebat dari kerjaan Demak, ketika beliau menjabat sebagai senopati kerajaan Majapahit di taklukannya. Kesuksesan mengalahkan majapahit membuat posisi Ja’far Shadiq semakin kuat, namun kemudian ia meninggalkan Demak karena ingin hidup merdeka dan mendedikasikan seluruh hidupnya untuk menyebar luaskan agama Islam.

Dalam menyebarkan ajaran agama Islam sunan Kudus memang banyak berguru dan belajar ilmu agama kepada sunan Kalijaga, sehingga metode dakwah sunan Kudus tidak jauh beda dengan sunan Kali Jaga, yang menekankan pada budaya kearifan lokal  dengan mengapresiasi budaya masyarakat setempat.

Sosok sunan Kudus di kenal karena telah memberikan pondasi pengajaran keagamaan dan kebudayaan yang toleran. Beberapa nilai toleransi yang di perlihatkan sunan Kudus kepada masyarakatnya adalah tidak boleh menyembelih sapi kepada para pengikutnya, karena saat itu sapi di anggap sebagai hewan suci. Sehingga, ajaran agama Islam dari sunan Kudus ini menekankan pada toleransi beragama.

Biografi Singkat BJ Habibie Presiden Indonesia Ahli Pesawat Terbang

Biografi BJ Habibie – Selain kisah cintanya bersama Ibu Ainun yang merupakan istri paling dicintai oleh BJ Habibie. BJ Habibie yang merupakan presiden ketiga Republik Indonesia adalah seorang tokoh yang dikenal karena kecerdasannya. Beliau pernah studi teknik penerbangan dan spesialisasi konstruksi pesawat terbang yang berhasil juga merakit pesawat Indonesia pada masa itu. Untuk lebih lengkapnya simak biografi BJ Habibie berikut ini.

Biografi BJ Habibie Presiden Indonesia Ahli Pesawat Terbang
BJ Habibie Presiden Indonesia Ahli Pesawat Terbang
Nama Lengkap: Prof. Dr.-Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie
Nama Populer: BJ Habibie
Istri: Hasri Ainun Besari
Tempat, Tanggal Lahir: Pare-pare, 25 Juni 1936
Masa Menjabat Presiden: 21 Mei 1998-20 Oktober 1999
Pendidikan: SMAK Dago, Bandung, Institut Teknologi Bandung (ITB), RWTH Aachen
Anak: Ilham Akbar, Thareq Kemal

Bacharuddin Jusuf Habibie merupakan nama lengkap dari BJ Habibie. Beliau lahir pada 25 Juni 1936 di Kota Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Presiden ketiga Indonesia ini menempuh pendidikan SMA di SMAK Dago, Kota Bandung pada tahun 1954. Ia kemudian melanjutkan pendidikan di ITB (Institut Teknologi Bandung). Namun, hanya beberapa bulan di ITB kemudian Ia memutuskan untuk mengikuti jejak teman-temannya untuk bersekolah di Jerman. Namun berbeda dengan yang lainnya, Ia tidak menggunakan beasiswa dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk melanjutkan kuliahnya di Jerman melainkan dengan menggunakan biaya sendiri dari ibunya yaitu R.A. Tuti Marini Puspowardojo. Mengingat pesan Bung Karno tentang pentingnya penguasaan Teknologi yang berwawasan nasional yaitu teknologi maritim dan teknologi dirgantara dikala Indonesia waktu itu masih berkembang akhirnya BJ Habibie diberi kesempatan belajar di Jerman.

Pada waktu itu pemerintah Indonesia dibawah Soekarno gencar membiayai ratusan siswa cerdas Indonesia untuk mengemban pendidikan di luar negeri dan menimba ilmu disana. Habibie merupakan rombongan kedua diantara ratusan pelajar SMA yang secara khusus dikirim ke berbagai negara. Kemudian Habibie memilih jurusan Teknik Penerbangan dengan spesialisasi Konstruksi pesawat terbang di Rhein Westfalen Aachen Technische Hochschule.