Wali songo adalah sejumlah wali yang memiliki kontribusi besar penyebaran Islam di Indonesia khususnya di pulau Jawa. Mereka adalah Maulana Malik Ibrahim, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Kudus, Sunan Drajat, Sunan Muria, Sunan Kalijaga, serta Sunan Gunung Jati. Semasa hidupnya mereka tidak hidup secara bersamaan namun mereka mememiliki hubungan erat anatara guru dan murid.
Era walisongo merupakan era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara di gantikan dengan kebudayaan Islam. Tentu banyak tokoh lain yang ikut serta berperan, namun peranan mereka sangat besar dalam mendirikan kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat.
Berikut beberapa nama wali songo dan peranannya dalam menyebarluaskan agama Islam di Indonesia, khususnya di pulau Jawa :
SUNAN GUNUNG JATI – WALISONGO
Sunan Gunung Jati memiliki nama asli Syarif Hidayatullah. Di usianya yang menginjak 20 tahun sunan Gunung Jati telah di tinggal oleh ayahnya. Setelah di tinggal ayahnya beliau di daulat untuk menjadi Raja Mesir untuk menggantikan ayahnya, namun beliau menolaknya dan memilih untuk menyebarkan ajaran agama Islam ke tanah Jawa bersama ibunya.
Sebelum Sunan Gunung Jati dan ibunya Syaifah Muda’imah datang ke Jawa Barat tahun 1475 Masehi, mereka terlebih dahulu singgah di Gujarat dan Pasai, guna untuk memperdalam ilmu agamanya. Kedatangannya sambut gembira oleh Pangeran Cakrabuana beserta keluarganya.
Dalam menyebarkan Islam, Sunan Gunung Jati tidak sendiri, beliau di bantu oleh para wali lainnya. mereka biasanya bermusyawarah di masjid Demak. Karena pergaulannya dengan para wali dan sultan Demak, menjadikan sunan Gunung Jati mendirikan Kesultanan Pakungwati, yang kemudian ia memprokamirkan dirinya sebagai raja dan mendapat gelar sultan.
Dengan adanya kesultanan, Cirebon tidak lagi mengirimkan upeti kepada pajajaran. Kesultanan pakungwati semakin besar dengan bergabungnya perwira dan prajurit pilihan, terlebih lagi adanya perluasan pelabuhan Muara Jati, yang membuat perdagangan semakin pesat terutama dengan Negara China.
Jalinan Cirebon dan China semakin erat, dalam dakwahnya tersebut beliau mengajarkan ilmu shalat kepada rakyat China, dengan memberitahukan bahwa setiap melakukan gerakan sholat merupakan terapi pijat ringan atau biasa yang disebut dengan akupuntur, ilmu pengobatan tersebut di perolah saat beliau mengembara ilmu di China.